Transformasi (KepingPuzzledanLabyrinth~3)

Selalu rasa haru biru itu muncul ketika menyaksikan kawan-kawan atau orang lain yang tidak saya kenal itu berhasil berubah. Berhasil merubah dirinya ke dalam bentuk dan keadaan yang lebih baik.

Melihat kawan yang menjadi kian shaleh setelah tinggal dan menghirup udara Negeri Tauhid, negeri dimana agama Islam diturunkan, itu suatu hal yang sangat membanggakan sekaligus bikin ngiri. Itu bentuk sukses yang patut dibanggakan.

Bangga dan salut karena terkadang pilihan yang dibuat itu menyimpan konsekwensi yang tak enak. Satu contoh simpel saja, ketika meyakini kebenaran larangan tentang ishbal, celana cingkrang yang kudu dikenakan itu berbuah ejekan. Ledekan kebanjiran, kurang bahan bahkan yang lebih menyakitkan. Ketika cingkrang dihubungkan dengan pemahaman, "eh dia itu pemahaman dan penalarannya secingkrang celananya". Lihat dan rasakan, bukankah ini suatu yang menyakitkan? Makanya salut atas keteguhannya itu, bagi mereka apalah arti ejekan dan cemooh dibandingkan dengan derita berkepanjangan kelak di kemudian hari?.

Kekaguman lain dan ini yang paling tinggi yang saya pernah rasakan, adalah ketika melihat serombongan Pinoy, orang-orang Philippine yang berjumlah 6 orang itu menyatakan shahadat-nya di depan ulama dan khalayak di Da'wah Center Al Jubail. Mereka convert to be muslim adalah betul-betul mengharukan.

Keterharuan saya bukan karena jumlah pemeluk agama saya yang bertambah, bukan! Karena jumlah bagi saya tidak memberikan apa-apa. Kebenaran itu tetap kebenaran adanya meski hanya dipeluk segelintir orang.
Keterharuan saya itu tentang proses transformasinya. Betapa mereka telah berhasil mengatasi konflik bathin yang berat. Bisa dibayangkan beratnya itu dimana semenjak kanak-kanak hingga dewasanya, keluarga serta lingkungannya memberi warna sedemikian rupa, membekaskan nostalgia dan kenangan indah selama ini. Lalu kesemuanya itu harus ditinggalkan! Kemungkinan buruk tidak diterima keluarga, ditolak ayah ibunya dan sanak saudaranya.

Keberanian macam apa yang mereka punyai itu?
Apakah sekiranya kita sanggup berada pada posisi mereka?

Luar biasa. Mereka menemukan keping-keping puzzle selagi dalam perantauannya, keping yang ditemukan di jalan terjal berliku bak labyrinth. Mereka berhasil memberi warna hingga mozaiknya kian indah.

Aku bangga betul dan sekaligus iri dan cemburu. Sebuah transformasi yang hebat yang telah engkau tunjukkan itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolo Dupak...Apakah Sebutan ini Untuk Kita Juga?

Immigrant Song

Ini Dadaku Mana Dadamu?!