Sang Prawira Tama
Sungguh kepahlawananmu wahai junjunganku insan termulia...begitu menjulang tinggi tak tertandingi
Keteguhanmu yang engkau warisi dari Abah dan Datukmu betul betul membuka mata mata yang enggan untuk melihat
Pengorbananmu bersama sekabilah kecil yang menyertaimu telah menjadi tonggak kebenaran yang tertancap kokoh dan memancar ke segala penjuru
Menjadikan inspirasi perjuangan segala bangsa
Kebenaran itu tidak mengenal jumlah...seberapapun sedikitnya orang bersamanya
Dan menyamudranya para penentang itu tidak lantas menjadi pembenar kejahatan dan kesesatan mereka
Sepasukan sangat kecil ini hendak mengingatkan kita bahwa jangan pernah terlena dengan bilangan
terlena terus menerus hanya menjadi buih buih di lautan yang dipermainkan angin
Hingga tak tahu kemana harus berlabuh...kemana harus berpegang
Para terlaknat yang dihimpun keturunan perempuan pengunyah jantung pamanda Al Musthofa itu mengira
Cahaya kebenaran itu akan bisa dipadamkan dan digantikan
Tidak...sekali kali tidak!!!
Bahkan kemilaunya sejak itu terus dan terus menyinari melewati bergenerasi dan tergandakan
Meskipun represi yang diterapkan sepanjang masa itu terus mengancam
Mereka lupa bahwa cahaya itu abadi
Mereka lupa dan bahkan buta bagaimana mungkin cahaya yang dibawa oleh pribadi dari wujud tertinggi tajallinya Sang Maha Hidup dan Pemberi Hidup hendak dihabisi
Duhai Prawira Tama
Hanya kepadamulah dan pewaris darah suci itu kami harus berlabuh
Semoga sudilah kiranya duhai Insan Termulia berkenan menerima kami sebagai pengikutmu
Allohumma sholli 'ala Muhammad wa aali Muhammad
Keteguhanmu yang engkau warisi dari Abah dan Datukmu betul betul membuka mata mata yang enggan untuk melihat
Pengorbananmu bersama sekabilah kecil yang menyertaimu telah menjadi tonggak kebenaran yang tertancap kokoh dan memancar ke segala penjuru
Menjadikan inspirasi perjuangan segala bangsa
Kebenaran itu tidak mengenal jumlah...seberapapun sedikitnya orang bersamanya
Dan menyamudranya para penentang itu tidak lantas menjadi pembenar kejahatan dan kesesatan mereka
Sepasukan sangat kecil ini hendak mengingatkan kita bahwa jangan pernah terlena dengan bilangan
terlena terus menerus hanya menjadi buih buih di lautan yang dipermainkan angin
Hingga tak tahu kemana harus berlabuh...kemana harus berpegang
Para terlaknat yang dihimpun keturunan perempuan pengunyah jantung pamanda Al Musthofa itu mengira
Cahaya kebenaran itu akan bisa dipadamkan dan digantikan
Tidak...sekali kali tidak!!!
Bahkan kemilaunya sejak itu terus dan terus menyinari melewati bergenerasi dan tergandakan
Meskipun represi yang diterapkan sepanjang masa itu terus mengancam
Mereka lupa bahwa cahaya itu abadi
Mereka lupa dan bahkan buta bagaimana mungkin cahaya yang dibawa oleh pribadi dari wujud tertinggi tajallinya Sang Maha Hidup dan Pemberi Hidup hendak dihabisi
Duhai Prawira Tama
Hanya kepadamulah dan pewaris darah suci itu kami harus berlabuh
Semoga sudilah kiranya duhai Insan Termulia berkenan menerima kami sebagai pengikutmu
Allohumma sholli 'ala Muhammad wa aali Muhammad
Komentar
Posting Komentar