PARANOIA

"Damn...asemm...sialan..."

Begitulah gerutuan (iya...hanya yang gituan aja ngga ikutan mas Dhani yang bawa-bawa ternak ama si pelacak itu) yang acap kali keluar dari bibirku setiap kali rasa cemas atau bahkan rasa takut yang sebenarnya tidak cukup beralasan itu tiba-tiba menyergapku. Sungguh rasa itu begitu mengganggu dan aku sangat tidak menyukainya. Bahkan kadang timbul rasa kecewa pada diri sendiri mengapa bisa jadi begini. Aku sedang dalam paranoia akut.

Jauh sebelumnya tidak sedikitpun rasa itu ada dalam benak, justru sebaliknya...yang ada hanyalah rasa suka, bangga dan hormat.
Tangkapan mataku mengatakan ada ketakwaan dan kesalihan dari simbol-simbol yang dikenakan itu. Putih bersih tak bercela dan ada wibawa di sana. Pancarannya itu begitu kuat dan berkesan.

Tahun-tahun yang aku lalui di Surabaya saat bersentuhan dengan Jama'ah Tabligh yang di beberapa daerah lain dikenal juga dengan Jaulah karena aktifitas jaulah atau kunjung silaturahminya yang intens itu menguatkan sisi positifnya.

Berawal dari cerita dan kisah yang buramlah sehingga dalam waktu yang tidak begitu lama meruntuhkan semua kesan. Lalu stereotyping tak tercegah lagi meski sudah barang tentu tidak semuanya melakukan hal buruk seperti yang sudah menjadi cerita itu. Agaknya berlaku pula peribahasa setitik nila rusak susu sebelanga...berlebihan ga sih?

Tentang cerita buram itu tak hendak aku tuliskan secara rinci karena sesuatu dan lain hal, sebagai semacam clue saja...keburaman itu tentang penyimpangan perilaku. Sudah gitu saja.

Nun jauh beribu kilometer di sana ikut membumbui dengan polah dan tingkah mereka yang kurang menggambarkan keanggunan dan kesejukan. Teriak kencangnya yang terus dikumandangkan dengan semburat warna arogansi itu semakin mengecewakan. Takbir yang begitu agung itu telah mereka sandingkan dengan sederet kata kekerasan dan ancaman....

"Bunuh...gebug....seret...bubarkan... Takbiiir!" 

Lalu langkah-langkah tegap intoleransi itupun mereka derapkan bak para militer menuju tempat-tempat "yang tak tertib".

Dan sungguh jubah simbol itu kini telah membuatku dilanda paranoia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolo Dupak...Apakah Sebutan ini Untuk Kita Juga?

Immigrant Song

Ini Dadaku Mana Dadamu?!