Sebotol Air Segenggam Pasir

Laut atau samudera yang begitu banyak menyimpan khazanah di dalamnya, pada keperluan tertentu seringkali digunakan untuk penggambaran sesuatu yang sangat luas, sesuatu yang sangat banyak berlimpah atau sesuatu yang tak terbilang.

Sebagaimana digunakan ketika orang ingin meng-apresiasi  seseorang atau tokoh yang mumpuni dan luas pengetahuannya dengan menyebutnya sebagai lautan ilmu atau samudera ilmu. 

Atau ketika orang berkumpul dalam jumlah yang sangat banyak seperti pada Aksi Bela Islam III tempo hari...
"Lautan manusia telah menggenangi Monas" misalnya...yang dengan metafora ini lebih tidak beresiko diledek ketika sebuah angka dipakai untuk menyebutkan jumlahnya.

Atau dalam bentuk yang lain seperti yang sering terdengar dalam bahasa Jawa ketika seseorang meminta maaf..
"Nyuwun gunging samudra pangaksami" mohon dibukakan pintu maaf yang seluas-luasnya.

Metafora laut ini kiranya bisa juga dipakai untuk menyebut internet saat ini yang di dalamnya terdapat hampir segala hal sebagai lautan informasi.

Dalam konteks kekinian dengan tersedianya informasi bejibun yang bak lautan itu yang bisa kita akses setiap saat. Ada banyak tokoh dan para winasis yang arif, para guru-guru bijaksana dan para shalihin yang bisa kita kunjungi....memang tinggal kita saja yang bertindak sebagai subyek untuk memilah dan memilihnya. Memilah dan memilih segala khazanah dari lautan itu.

Maulana Jalaluddin Rumi menyindir bahkan menohok ulu hati siapa saja yang keliru dalam memilah dan memilih khazanah itu...

"Sungguh kasian orang yang sampai ke Laut dan Ia merasa puas mendapatkan sedikit atau sebotol air sementara Mutiara dan ratusan ribu benda-benda berharga dalam lautan itu bisa dikumpulkan".

Sindir dan tohok sang maulana ini harus bisa melecut untuk lebih awas dan waspada seperti pepatah sang Pujangga Jawa

"Sak begjo begjane wong kang lali isih luwih begjo wong kang eling lan waspada"

Seberuntung-beruntungnya orang yang lalai masih lebih beruntung orang yang selalu ingat dan waspada.

#Sebagai pelecut pribadi untuk memunguti Mutiaranya...bukan sebotol air dan segenggam pasir...





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolo Dupak...Apakah Sebutan ini Untuk Kita Juga?

Immigrant Song

Ini Dadaku Mana Dadamu?!