Dengan Gundu Aku Bermain

Kenang-mengenang masa kanak kanak itu sering kali...bahkan hampir selalu memaksaku menarik bibir yang blas ga ada seksi seksinya ini untuk tersenyum. Banyak hal lucu, unik dan bahkan kadang konyol yang telah kita buat.
Apalagi kalo ngomongin tentang mainan....ah itu hal yang sepele banget. Apa saja bisa kita buat untuk mainan...untuk hiburan spontan dan kreatif.

Keadaan saat itu membuat kita bisa menemukan sesuatu yang menghibur...something which creates joyfulness.
Apakah itu gundu...karet gelang kah...ban sepeda bekas kah...aaapa saja. Gak perlu ditambah dibentuk atau dibuat sedemikian rupapun sudah bisa dimainkan...tapi plus satu syarat penting...imajinasi. Ya...imajinasi kreatif saja yang dibutuhkan...dan...asyik sudah.

Atau permainan model perang perangan seperti yang sekarang orang bikin dengan Paint Ball itu? Ah itu udah kita praktekkan.
Dengan modal papan kayu kita buat berbagai macam bentuk senjata...mau bedhil? atau pistol?
Bisa. Dan pelornya? cukup dengan rontokan "pentel" jambu air yang ga jadi buah itu...kita sudah bisa berperang...meniru pelem pelem di tv hitam putih itu. Rin Tin Tin? Mannix? 6 million Dollar Man...atau pelem Janur Kuning?

Ah yaa masa masa itu...masa dimana internet, gajet dan segala rupa perniknya masih diangan angan...bahkan di angan orang orang kreatif di dunia sain dan riset...para penemu teknologi itu.
Saat itu sepertinya "kematangan" kita berjalan lebih apa adanya karena faktor waktu saja...normal...tidak ada akselerasi seperti sekarang ini.

Pesatnya teknologi informasi dan kemudahan akses membuat banyak anak anak menjadi tumbuh cepat dewasa sebelum waktunya. Mungkin sekali karena hajaran dan terpaan info info yang harusnya belum mereka tahu sudah duluan nyelonong ke ruang ruang pribadi kita. Masuk melalui gajet yang kadang dengan bangga kita suguhkan ke mereka.
"Elue ga kalah ama anak tetangga sebelah nak..gajetmu canggih..dah jangan minder ya"
Memang sih akhirnya tugas membatasi arus info ini mutlak dilakukan oleh orang yang beliin gajet ituh...orang orang dewasa di sekitar anak anak itu.

Kasus yang paling mutakhir tentang Yuyun siswi sebuah SMP di wilayah Bengkulu itu...yang telah mengiris dan menyayat hati kita bisa menjadi pelajaran sangat dan teramat penting...meskipun kita tidak pernah berfikir bahwa kita hanya akan belajar dari sebuah kasus yang terjadi.
Kiranya udah lampu merah buat kita semua untuk penyiapan mental dan moral anak anak kita dalam jaman yang semakin ruwet ini.

Salah satu teman saya yang dosen itu yang sempat saya ngobrol denganya tentang kasus Yuyun sangat bersemangat untuk menggiatkan kembali pelajaran pembentukan karakter yang nampak saat ini seperti tidak terurus.

Katanya:

"Yang lebih penting sekarang adalah marilah bersama di segala komponen untuk membentuk generasi muda ini menjadi generasi yang berkarakter Pancasila sbg tonggak jati diri bangsa..."

Setuju kawan...dari dunia pendidikan memang...kita harus menggiatkan lagi pembentukan karakter itu...orang orang yang berkecimpung di dunia belajar mengajar menjadi kunci...

Ah kita lupakan sajalah orang orang yang pingin menggusur Pancasila itu...kita ini hidup di Indonesia yang sudah sepakat dengan komitmen yang dibuat founding father kita.

Ah gundu...karet gelang...kalian tidak pernah mempercepat "kematangan" kami.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolo Dupak...Apakah Sebutan ini Untuk Kita Juga?

Immigrant Song

Ini Dadaku Mana Dadamu?!