Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Bersaksi Dalam Syahadat (Sebuah Refleksi Bulan Juni)

Pernah suatu ketika kedua anakku yang sudah remaja bertanya tentang syahadat yang diucapkan sebagai syarat keislaman seseorang. Ikrar dan pernyataan keimanan seseorang dalam Islam.  "Mbak, Mas, terus terang pertanyaan kalian tentang kesaksian dalam konten kalimat syahadat itu, dikatakan kita bersaksi tetapi nyatanya kita tidak pernah (bisa) melihat apa yang kita persaksikan itu secara langsung. Ayahmu juga agak kesulitan untuk menjelaskannya kepada kalian kecuali dari sisi doktrinal, dalil naqli-nya. Kalau meminta dalil aqli-nya, pembenaran rasionalitasnya, barangkali ayahmu akan bercerita saja. Apakah nanti dari cerita itu akan menjawab pertanyaannya dan apakah benar-benar sudah tidak bersifat doktrinal? Ayah juga tidak sepenuhnya yakin. Tapi berharap setidaknya ada kejelasan meski -barangkali saja- masih sangat jauh dari mencukupi". Tentang persaksian, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surat Al A'raf ayat 172 berikut ini "Dan (ingatlah), ketika Tuh

Mendadak Penyair

Sebenernya ngga tahu persis juga sih sejak kapannya lelaki bertubuh subur itu gemar bersyair. Hanya saja kelihatan agak getol ketika helatan pilpres 2014 yang lalu itu. Dan masih keterusan hingga kini, apalagi tahun depan adalah tahun politik, barangkali saja kegemarannya akan semakin menjadi-jadi karena bagai menemui durian runtuh bahan-bahan syairnya. Penamaan Mendadak Penyair itu terus terang saja karena ngerasa agak jengah dengan konten syairnya, maaf. Dulu, saya termasuk penyuka sang nara sumber ini ketika almarhum Soegeng Sarjadi dengan acara SSS (Soegeng Sarjadi Syndicate)-nya di TVRI sering mengundangnya untuk berbagi pendapat dan wawasan tentang tema-tema yang diangkat. Tetapi belakangan, karena pilihan politiknya yang berseberangan dengan yang saat ini memegang pemerintahan, buah pikirnya menjadi tercampur-campur. Dan itu yang bikin jadi ngga asik lagi. Apalagi jika memperhatikan beberapa kali twit-nya yang malahan tendensius terhadap presiden, menjadikan kejengahan