Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Suluh-suluh Kebenaran

Saya percaya pada pendapat yang mengatakan bahwa kebenaran itu akan mampu menemukan jalannya sendiri untuk kemudian menjelma secara terang benderang laksana matahari siang bolong di langit biru tak bermendung di wilayah tropis sekaligus. Meski untuk itu dibutuhkan waktu yang teramat panjang dan silih bergantinya generasi, bahkan. Masa tunggu yang panjang itu pula adalah keniscayaan, oleh sebab dalam perjalanan sang terang itu selalu ada aral melintang dan awan gelap yang mengiringinya, yang terus mencoba untuk mengaburkan bahkan mengurung menyembunyikannya. Bukankah dalam setiap detak kehidupan ini selalu ada paraga-paraga yang bekerja keras menjalani 'peran' pada posisinya masing-masing?. Tentu kita masih ingat tentang sekeping koin berwajah ganda khan? Sang gelap, para penghambat dan penentang itu pun berkeras untuk selalu hadir ketika sang suluh penerang bermaksud mengusir kelamnya 'malam kejahilan' dengan cahaya-cahaya petunjuknya yang menerangi. Mereka, agen-ag

DENGAN CINTA (1)

What is the difference between I like you and I love you? It was beautifully answered by Buddha: "When you like a flower you just pluck it. But when you love a flower you water it daily. One who understands this, understands life". Quote yang bagi saya menarik itu saya baca di screen saver-nya seorang kawan yang bukan penganut Budhisme. Ia berkebangsaan India yang lahir, hidup dan tumbuh dalam keluarga dan lingkungan yang beragama Hindhu. Sebagaimana riwayat hidup dia, saya telah di-Muslim-kan semenjak pertama kali saya menghirup udara luar dan bernafas dengan paru-paru sendiri. Saya tumbuh dan berkembang dalam asuhan keluarga dan pengaruh lingkungan sekitar yang mayoritasnya berlatar belakang Islam bercorak Muhammadiyah. Kami agaknya mempunyai cara pandang yang boleh jadi sama dalam memaknai nasihat atau kata-kata bijak sarat makna dan pelajaran. Ingin terus berupaya memahami esensi dari kata-kata itu tanpa harus menyempitkan diri pada lingkup yang exclusive.  (Kita tentu ma

UANG DAN HASRAT KEINGINAN

Di suatu pagi buta saya keluar rumah untuk suatu keperluan. Seperti biasanya jalanan masih lengang, hanya ada beberapa yang lewat dan satu-dua orang sesama pekerja migran terlihat sedang menunggu bus jemputannya. Tabiat jalan saya biasanya dengan langkah-langkah tetap, namun hari itu ada sedikit akselerasi untuk mempercepat sampai di ujung gang. Ada suatu hal yang membuat tabiat itu berubah. Ketika ujung gang itu tinggal menyisakan dua puluhan langkah, seorang anak muda usia 20-an tahun berkulit cenderung gelap menghentikan langkah cepat saya. Ia menyapa ramah dengan salam yang diikuti sodoran tangannya mengajak bersalaman.  Meski sempat terlintas prasangka buruk di kepala namun uluran tangannya itu tak urung tetap saya sambut sembari menjawab salamnya. Ada beberapa cerita memang, hingga prasangka buruk itu harus singgah di pikiran saya.  Mencegat -seperti yang terjadi pagi itu-lalu bertanya basa-basi tentang apa saja telah berujung pada raibnya dompet yang tentu saja beserta semua isi