Si AFI dan 'Warisan' nya

"Ohm udah pernah tengok akunnya anak muda berpikiran melampaui umurnya itu?" Tanya sohib malam itu.

"Ooh si AFI yang arek Banyuwangi itu...udah. Tulisan 'Warisan'  yang dapat apresiasi dan tanggapan cukup luas itu khaan." Jawab saya, yang lalu dia meneruskan kata-katanya...

"Ngga hanya itu banyak kok tulisan dia yang bagus-bagus" 

Benar. Tulisan-tulisan yang di buat si AFI yang masih remaja sedang tumbuh itu benar-benar mencengangkan dan memunculkan rasa bangga bahwa ada bibit-bibit bagus yang mulai bersinar di saat usia masih tergolong dini. Masih sangat muda untuk bisa menghasilkan tulisan yang sedemikian berbobot apalagi di saat yang sama kecenderungan kebanyakan remaja seusianya masih mengisi media sosialnya hanya untuk having fun saja. Apa ini bukan hal yang menggembirakan? Iya ngga sih?

Banyak yang memberikan apresiasi kepadanya tak kurang dari kepala daerahnya pun, bapak Abdullah Azwar Anaz bahkan menyempatkan diri mengundang remaja ini datang ke kantornya untuk didengarkan aspirasi dan pikiran-pikirannya. 

Apresiasi ini diberikan atas "upaya"nya itu -ya saya kira memang dia telah berusaha untuk ikut berkontribusi- dalam mendinginkan suasana yang memanas terkait dalam kehidupan bermasyarakat khusunya dalam kehidupan beragama. 

Dia menuangkan keresahan yang dia rasakan akhir-akhir ini melalui tulisan dengan perspektif bukan dari doktrin agama melainkan cakupan yang lebih luas lagi yaitu dalam konteks berbangsa dan bernegara di sebuah negara yang sedemikian majemuknya. Karena faktanya memang kita ini berbeda-beda, beragam baik suku dan agamanya yang mana kedamaiannya itu hanya bisa berlangsung dengan baik jika bisa saling menghargai, saling mengerti dan memahami satu sama yang lainnya. Tuntutannya demikian itu apakah kita suka ataupun tidak. 

Konsekwensinya, doktrin agama harus ditempatkan tidak pada ranah publik. Pernyataan-pernyataan yang bersifat primordial, menempatkan diri pada posisi superior itu semestinya hanya dalam ruang-ruang privat. Tidak bisa dilakukan terbuka yang bisa didengar semua kalangan karena yang demikian itu pasti akan melukai yang lainnya. Saya pribadi sependapat jika ada yang mengatakan bahwa semua agama itu baik dan benar, tentu saja menurut dan bagi pemeluknya. Ya memang demikian toh? Kita boleh saja meng-klaim yang paling benar tetapi tentu ketika mengatakan itu tidak di ruang publik. Karena pemeluk agama yang lain juga mengatakan hal yang sama. 

Apakah pandangan yang demikian itu liberal? 

Menurut saya liberalnya atau bukan tidaklah penting lagi karena pandangan dan sikap demikian itu sudah menjadi tuntutan, sebuah keniscayaan yang harus dilakukan demi menjaga kerukunan, keutuhan dan kedamaian dalam menjalani hidup berbangsa dan bernegara.

Yang agak bikin heran itu ketika beberapa orang "dewasa" memberikan tanggapan yang masih berkutat pada alam superior dan inferior, mayor dan minor. Dan beberapa orang "dewasa" itu karena faktor usia dan sudah bersekolah lebih tinggi lalu menempatkan diri sebagai orang yang sudah banyak makan asam dan garam namun lagi-lagi nasehat yang diberikan masih dalam perspektif apa yang diyakininya, masih dalam lingkup doktrin. Ya terus gimana?!

Nah untuk Afi, saya yakin dia akan terus berkembang dan semakin matang seiring dengan bertambahnya usia dan jenjang pendidikannya. Suspend terhadap akun fb-nya yang sempat dia alami itu hanyalah hal kecil saja baginya.

Maju terus ya Afi!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolo Dupak...Apakah Sebutan ini Untuk Kita Juga?

Immigrant Song

Ini Dadaku Mana Dadamu?!