Konser Semelekethe
Sesaat saja...ya hanya sesaat
Panggung yang berisi perkakas musik itu ditinggalkan para
pemainnya
Agaknya sebuah keperluan pentinglah hingga mengapa panggung itu
mendadak lengang
Sejurus kemudian terdengar alunan bunyi-bunyian menggema membahana
Gedebag gedebug dan kedombrangan ditingkah oleh lengkingan
Bunyian yang terasa agak ganjil bagi sebagian orang itu
Ditabuh bunyi oleh para pemain baru yang tetiba muncul
Dan...penonton masih terus bertahan mencoba mencerna bunyi-bunyian
itu
Hanya bunyian, dan bukan sebuah irama yang tertata apik dan
konsisten, pada mulanya
Lambat laun membentuk pola lagu meski tak terlalu merdu
Kesumbangan nada-nada masih saja keluar dari perkakas itu
Terkadang, malah dahi mesti dikernyitkan kuping dilebarkan..."lagu
jenis apa ini?"
Lalu kalimat tanya itu ditingkah oleh suara yang cukup keras
"Sudah...nikmati saja dan sesuaikan kupingmu!"
Dan orang-orang tersadar
Pertunjukan dari panggung itu memang telah berubah
Berganti dengan genre berbeda yang mesti diterima
Karena itulah keniscayaannya
Dan Konser Semelekethe itu
Terus berlanjut hingga menjadi semacam rasa dan pakem baru
Lalu penonton pun sudah menjadi adaptif yang lalu larut dalam
suasana
"Ya beginilah yang namanya konser itu"
Sampai suatu saat nanti
Para pemain itu datang dan memintanya kembali
Yakinlah perkakas musik itu tak akan pernah lagi bersuara sumbang
Dan konser serta musik semelekethe itu berganti
Menjadi semerdu-merdunya irama yang pernah ada dan berkumandang
#menyambutsebuahmilad
Komentar
Posting Komentar