Lengser Keprabon Madeg Pandhita

Ungkapan yang pernah disampaikan Pak The Smiling General menjelang peletakan jabatannya tempo hari saat reformasi bergulir itu mestinya bisa dicontohi oleh para penerusnya.
Menjadi "bapak" bangsa panutan yang berkontribusi pada negeri dari balik layar saja tentu lebih afdhol dari pada masih cawe-cawe ikut meramekan perpolitikan tanah air.

Presiden itu posisi eksekutif tertinggi di sistim demokrasi kita toh? Jadi kalau masih cawe-cawe lalu mau ngejar apalagi? Lebih baik fokus pada kesalehan individu dan keluarga, istirahat dari hiruk pikuk dan "kotor"nya politik lalu menikmati pensiun dan hari tua. Kontribusi memberi nasehat tanpa keminter dan percaya pada orang lain, bahwa banyak orang yang juga mempunyai keahlian dan kemampuan. Kehebatan itu niscaya bukanlah monopoli sebuah, dua buah, tiga buah atau segelintiran keluarga khan?!. Ehem.
Jadi mbok ya sudah serahin aja sama yang muda-muda. Kalau menghitungi dana yang sudah di-"investasikan" lalu berharap balik modal ya repot urusan, ga kelar-kelar. Jadikan investsai akherat aja dengan niat shadaqah buat anak bangsa...tentu suuungguh mulia.

Sang dua penerus, memang ngga lama sih duduk di kursi empuk nan panas itu, yang satu nerusin yang satu lagi duduknya pun cuman bermodal dengkul itupun dengkulnya orang lain katanya, sepertinya bisa jadi contoh madeg pandhita. Beliau udah selesai dengan dirinya sendiri.

Kalau sekarang ikut terseret-seret kedalam kekisruhan yang potensi mencoreng nama baik serta catatan-catatan gemilang tentu resiko-resiko yang harus dibayar. Seberapapun itu mahalnya.

Nah selamat berjuang Tuan dan Puan moga hari baik masih menyertai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolo Dupak...Apakah Sebutan ini Untuk Kita Juga?

Immigrant Song

Ini Dadaku Mana Dadamu?!