#BlokirJokowi

Hashtag #BlokirJokowi menghuni dan bahkan menjadi pemuncak pada trending topic di media sosial twitter, sampai sekian puluh jam dan nampaknya masih berlanjut?

Sang wakil ketua DPR RI dari fraksi independent (konon, karena telah dipecat dari partai pengusungnya) tidak kurang dari belasan kali men-twit dengan hestek itu. Dalam cuitan yang gencar itu sang wakil ketua dengan lugas dan tegas menyatakan perlawanannya dengan presiden. Beliau meyakini apa yang tengah dilakukannya adalah bentuk perjuangan bahkan katanya, merupakan jihad terhadap kejahatan negara...yang akan terjadi (dari konten kalimatnya masih bersifat dugaan yang didasari -bisa saja- karena kekawatiran berlebih)

Apapun alasannya tidak menjadi soal karena kebebasan berekspresi itu adalah hak yang dijamin oleh UU, meski dalam menyuarakan hak itupun ada norma-normanya juga yang mesti dijunjung tinggi. Apalagi sebagai pejabat negara, seorang wakil ketua dewan yang terhormat pula.

Tak kalah serunya adalah beragam opini dari akun-akun follower dan simpatisan beliau yang juga bermunculan mengiringi cuitan sang idola. Opini yang disertai dengan beragam hujatan yang kurang pada tempatnya. "Galak-galak euy"

Pangkal soalnya adalah "kediktatoran dan ke-otoriteran" pak Jokowi yang "dinampakkan" beberapa minggu belakangan ini. Mulai dari ditanda-tanganinya PERPPU No 2 Tahun 2017 sebagai senjata untuk menggebuk ormas "bermasalah" hingga pemblokiran media sosial Telegram. Dan tambahan bergudang "problematika" yang mendukung ketidak puasan netizen yang telah lebih dulu mengawalinya, seperti tuduhan kriminalisasi ulama (yang belakangan ditambah pula dengan aktivis dan ketum parpol)lesunya ekonomi, pencabutan subsidi-subsidi dan banyak hal lain yang bisa ditimpakan ke pemerintah, secara suka-suka. Eh. 
Belum lagi isu politik berupa tuduhan melindungi penista agama, adanya kader PKI di ring 1 istana, malahan ada yang berani menyebut bahwa rezim sekarang adalah, tak tanggung-tanggung gabungan dari liberalis, kapitalis, komunis serta antek dari asing aseng segala. Weh weh weh (sembari geleng pala)

Apakah pak Jokowi terganggu dengan semua itu? Lalu menyerah? Karena seperti apa yang dicuitkan sang wakil ketua dewan itu "bersiaplah untuk diganti"

Kalau melihat track record-nya pak Jokowi yang orang pernah menjulukinya sebagai koppig itu saya kira beliau tidak akan begitu saja menyerah. Apapun yang dikatakan orang beliau akan tetap menjalankan apa yang beliau dan kabinetnya anggap baik untuk negara dan bangsa.

Kita bisa lihat keputusan-keputusan yang diambilnya banyak yang tidak populer sehingga berakibat fatal pada popularitas dan elektabilitasnya untuk pilpres 2019 mendatang. 

Dan keputusan-keputusan yang tidak populer itu sekaligus -sebenarnya- menjawab tuduhan sebagian awam dan para politisi rival bahwa beliau ingin mempertahankan jabatan presidennya untuk periode berikutnya. 

Kalau memang benar ingin berjuang keras untuk mempertahankan jabatannya sudah barang tentu, siapapun orangnya, akan menghindari untuk mengambil kebijakan tidak populer. Kalaupun harus diambilnya, tentu akan membatasi pada hal-hal yang sangat urgent dan memiliki resiko penurunan popularitas dan elektabilitas yang paling minim dan musuh paling sedikit. 
Lalu untuk memikat hati para calon pemilihnya, gelontorin aja program semacam BLT atau lanjutkan dan tiru saja cara menjalankan pemerintahan seperti yang sudah lewat itu. Bikin Zero enemy dan jalin perkawanan sebanyak-banyaknya dengan berbagi kue-kue yang bisa dibagi-bagi. Lakukan saja bancakan dan hepi-hepi dengan para pengusaha (yang bercokol pula para mafia disitu) dan jangan usik pajak-pajak yang tak pernah mereka mau bayarkan secara benar itu. Beres perkara.

Nah apakah hestek blokir itu ada buah ranum nan manis yang bisa dipetik oleh para penanamnya dalam waktu dekat ("sokur-sokur deh kalau begitu" kata petaninya) atau minimal seperti kata hesteg lain yang menyertainya #jokowiend2019? kita lihat dan pantau terus riak-riak yang membuncah di permukaan ini.

Ah..Pak Jokowi kelewat nekat dan berani sih...coba bermanis manja pak...2 periode tuh! Tapi gapapa lah meski pahitnya kayak apa yang namanya obat kudu ditelen ya pak...demi pembenahan negeri ke arah yang lebih baik. Semoga.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolo Dupak...Apakah Sebutan ini Untuk Kita Juga?

Immigrant Song

Ini Dadaku Mana Dadamu?!