JASMERAH!!!

"Anda ini terlalu lama tertidur bung! Negeri kita tercinta ini sudah berkali-kali diuji oleh oknum-oknum yang ingin mencabik-cabiknya. Anda mesti ingat itu! Bukan saja ekstrimis kiri, bahkan yang berada di kanan pun tidak kalah bernafsunya dari ekstrimis kiri itu. Kalaulah Anda tidak tidur atau tertidur selama ini, janganlah anda mendadak menjadi buta seperti ini"

Ungkapan kesal semacam itu atau bahkan yang lebih keras dan kasar lagi sangat bisa dimaklumi. Kegeraman yang membuat pepat dada itu harus tersalurkan. Itu sudah semacam katarsis tersendiri meski belum cukup.

Kepepatan oleh karena ulah orang yang seolah lupa pada luka sejarah yang menganga, yang meninggalkan bekas hingga sekarang ini. Masalah yang belum juga tuntas terselesaikan hingga hari inipun sudah hendak diulanginya lagi?.

Jasmerah!. Jangan sekali-kali melupakan sejarah!. Ini yang harus terus diteriakkan dibarengi dengan penyadaran akan kebangsaan kita, hingga kuping-kuping itu mendengar lalu meneruskan ke pusat kendalinya yang mulai berkarat itu hingga seterusnya meresap ke dada-dada, ke dalam sanubari.

NKRI dan sistim yang dipilih oleh para pendiri negara ini sudah final, sudah melalui pemikiran yang mendalam, digali dari kepribadian bangsa yang luhur, dari keberagaman yang kita punya. Bukan suatu hal yang asal-asalan pilih oleh orang-orang yang ecek-ecek. Beliau-beliau bapak bangsa itu pribadi-pribadi cerdik pandai dan arif bijaksana. Penemuan Pancasila itu sudah melalui tahapan yang luar biasa berat dan sulit. Keberagaman kita baik suku dan agama adalah sebuah keniscayaan, fakta yang tidak boleh siapapun mengingkarinya. Dan itu harus diakomodasi dengan benar. Para founding father kita sudah melakukan itu dengan sangat baiknya.

Lalu sekarang muncul segerombolan orang yang hendak menguji lagi negeri ini? Sebaiknya dipertimbangkan lagi bahwa ongkos yang harus dibayar itu kelewat mahal. Bumi pertiwi rasanya sudah enggan ditumpahi darah dan ditimbuni mayat-mayat sesama anak bangsa.

Merawat yang ada lalu membawa kepada masa depan yang lebih cerah rasanya lebih elok dan masuk akal dari pada keinginan memaksakan kehendak dengan hasil yang tidak bisa dipastikan kebaikannya. Apalagi jika hanya karena terdorong oleh romantisme sejarah tentang kejayaan-kejayaan masa silam yang sudah banyak polesan bedak dan gincu.

"Jasmerah! Jangan sekali-kali melupakan sejarah!"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolo Dupak...Apakah Sebutan ini Untuk Kita Juga?

Immigrant Song

Ini Dadaku Mana Dadamu?!