Saya Nasionalis dan Patriot

Ketika pemerintahan itu, baik pada level daerah maupun nasional harus berganti, boleh jadi para punggawa lamanya ada menyimpan rasa was-was, kecuali bagi mereka yang memang tidak punya kepentingan pribadi alias lurus-lurus saja dalam menjalankan amanah kekuasaan yang telah diberikan serta punya rasa legawa yang mapan. Punya sifat kenegarawanan yang baik yang dibuktikannya dengan tetap berkontribusi, memberi sumbangan pemikiran yang jernih demi kemajuan rakyat, negara dan bangsa. Semacam bekerja sunyi di sebalik layar tanpa perlu lagi publikasi yang bisa memabukkan.

Muasal kekhawatiran itu adalah jika hal-hal yang bisa mencoreng torehan prestasi dan mendatangkan aib karena kekeliruan langkah yang diambil, cerita dan citra negatif yang selama ini tertutup dan ditutupi bisa menjadi terbuka secara umum. Atau hasil capaian kerja dari penerusnya menunjukkan hasil yang lebih baik apalagi jika perbedaan hasil itu terlihat sangat jauh. Salah satu misal adalah ketika pada masa pemerintahan pelanjut itu bisa menuntaskan persoalan yang terjadi pada masa sebelumnya yang nampak sulit dan tidak kunjung kelar, selesai dalam waktu yang relatif cepat.
Saya kira ungkapan pedas netizen "lah selama ini mereka pada ngapain aja?" boleh jadi sangat tidak mengenakkan bahkan menjengkelkan bagi pribadi-pribadi yang kental dengan ke-jaim-an.

Nah, seandainya nanti pak Jokowi kalah dalam duel di pemilu mendatang, menarik untuk ditunggu penyikapannya akan seperti apa. Apakah mampu menunjukkan sikap legawa dan menjadi seorang negarawan yang baik atau malahan akan baper sepanjang tahun?.

Hal ini tentu karena mengingat bahwa pesaingnya di pilpres ini bukanlah orang sembarangan. Pak Prabowo -seperti yang beliau katakan sendiri dalam debat pilpres seri kedua "Saya Nasionalis dan Patriot"- adalah seorang mantan tentara militer yang selalu diidentikkan dengan ketegasan, berpangkat terakhir Jenderal bintang 3 dan Danjen Kopassus yang sangat disegani. Berpasangan dengan Bang Sandi, seorang muda hebat yang sudah malang-melintang di dunia bisnis serta mereka juga didukung oleh tak kurang-kurangnya orang hebat yang berada di belakangnya. Ada nama-nama besar: Amin Rais dan putra-putrinya, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Sudirman Said, Ferry Mursyidan Baldan, Rocky Gerung, dr. Gamal Albinsaid, Mayjen (pur) Johanes Suryo Prabowo, Mayjen (pur) Kivlan Zein, Ferdinand Hutahaean, Muhammad Sohibul Iman, Hidayat Nurwahid, Mardani Ali Sera, Tommy Soeharto dengan Cendananya, Lius Sungkarisma, Neno Warisman, Andi Arief, Ahmad Dhani, Ustadz Yusuf Martak, Ustadz Yahya Waloni, Ustadz Tengku Zul, Ustadz Haikal Hasan, Ustadz Sugi (Gus) Nur Raharja dan masih banyak lagi. Mereka tentu telah menyiapkan program-program unggulan untuk menjawab dan menuntaskan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara ini. Seperti apa persisnya program-program itu, khalayak belum pada tahu, mungkin hanya akan bisa disaksikan kelak setelah beliau benar-benar dilantik.

Namun ada yang sudah cukup gamblang disebut, salah satu atau dua adalah mereka akan membuat harga-harga bahan kebutuhan pokok terutama pangan yang dikeluhkan dan telah menjadi beban hidup masyarakat menjadi murah terjangkau yang mana selama ini masih sangat sulit diwujudkan.
Kepada para petani, angin segar juga ditiupkan. Pembukaan lahan persawahan baru yang cukup luas (2 juta ha?), harga hasil panen yang bagus sehingga hidup para petani menjadi lebih makmur. Dan yang penting lagi, tidak mengimpor bahan pangan di saat panen raya atau saya yakin, kalaupun harus mengimpor -kata mereka-tentu tidak secara gila-gilaan seperti saat sekarang.

Menarik memang untuk menunggu langkah kongkrit dan hasil dari pengkombinasian yang saya kira sulit itu. Kombinasi antara harga murah di tingkat konsumen dan harga tinggi (bagus) di tingkat produsen (petani) menjadi harapan baru yang menjanjikan. Membuncahnya harapan, boleh jadi telah membuat masyarakat pendukung paslon 02 sudah tidak sabar menunggu hari pelantikan, meski pilpres belum lagi dihelat dan masih tersisa pula waktu bagi petahana untuk menuntaskan tugasnya dari April hingga Oktober.

Kombinasi lain yang juga tidak kalah penting dan menarik adalah kenaikan gaji ASN (tertentu), rasionalisasi (penurunan?) pajak, tidak nambah utang dihadapkan dengan problem defisit anggaran belanja yang masih terus terjadi. Tentu sudah disiapkan terobosan baru yang selama ini belum dilakukan dan terpikirkan. Semoga.

Satu lagi yang kita tidak bisa dan boleh menafikan begitu saja adalah kata-kata dari Pak Prabowo "Saya Nasionalis dan Patriot". Ini sebuah ungkapan yang menurut saya sangat heroik dan penuh dengan tantangan dan ujian yang berat untuk benar-benar bisa menunjukkan dan membuktikannya.
Seorang nasionalis dan patriot tentu akan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas segala kepentingan pribadi dan kelompok/golongan. Ia pasti juga akan menolak keras hal-hal yang dapat mendatangkan kerugian bagi negara dan bangsa. Apalagi jika kerugian itu akibat dari kegiatan ekonomi pribadi yang digelutinya.

Seorang nasionalis dan patriot, sudah barang tentu akan mengutamakan keutuhan NKRI yang telah secara habis-habisan dan berdarah-darah diupayakan oleh para pendiri bangsa yang di dalamnya terdapat para kyai dan ulama besar nasional, dari segala rong-rongan yang mengancamnya.

Nah, menjadi sangat-sangat menarik kelak bagaimana sikap beliau terhadap kelompok atau organisasi trans-nasional yang sudah dibubarkan oleh pemerintah saat ini yang dikenal sebagai para pengusung khilafah.
Bukankah mereka sekarang menjadi bagian dari para pendukungnya? Bagaimana kontrak politiknya atas dukungan yang diberikannya itu, yang bisa dibaca sebagai pilihan dan upaya terakhir demi mempertahankan nafas hidup organisasinya?.

Meski yang akan dihadapinya tidaklah mudah, namun saya percaya dan yakin jika pak Prabowo sebagai sang nasionalis dan patriot sudah barang tentu mempunyai solusi yang tepat untuk permasalahan itu. Karena sangat tidak masuk akal dan tidak mungkin pula untuk permasalahan yang tidak kecil dikalahkan oleh urusan "yang penting kita menang dulu" lalu dipikirkannya semua itu belakangan. Ya khan?.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolo Dupak...Apakah Sebutan ini Untuk Kita Juga?

Immigrant Song

Ini Dadaku Mana Dadamu?!